Breaking News
Kumpulan informasi aktual seputar peristiwa penting yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia, meliputi isu politik, kebijakan pemerintah, bencana, dan dinamika sosial masyarakat.
Klik Disini Klik Disini Klik Disini Klik Disini

Hasil Otopsi Ungkap Penyebab Kematian Juliana Marins di Gunung Rinjani

Menpar Minta Prosedur & Pengawasan Wisata Diperketat usai Pendaki Brasil  Tewas Terjatuh di Rinjani - TribunNews.com
Otopsi Ungkap Penyebab Kematian Juliana Marins di Gunung Rinjani

Info Pontianak – Hasil otopsi atas jenazah pendaki asal Brasil, Juliana Marins (26), akhirnya mengungkap penyebab pasti kematiannya. Tim forensik dari RSUD Bali Mandara menegaskan bahwa Juliana meninggal dunia akibat cedera berat akibat benturan benda tumpul, bukan karena hipotermia seperti dugaan awal.

dr. Ida Bagus Putu Alit, dokter forensik yang menangani autopsi, menjelaskan bahwa luka-luka pada tubuh Juliana menunjukkan tanda-tanda kuat bahwa ia terjatuh dan terguling di medan berbatu, menyebabkan luka lecet dan patah tulang di beberapa bagian tubuh vital.

“Ditemukan luka lecet geser pada seluruh tubuh, serta patah tulang pada dada, punggung, dan paha. Luka-luka ini konsisten dengan korban yang terguling dan terbentur benda keras,” ujar dr. Alit, Kamis (26/6/2025).

Baca juga : Juliana Marins Tewas di Rinjani, Pendaki Irlandia Ungkap Kisah Selamat dari Jurang

Pendarahan parah juga ditemukan di bagian dada dan perut, serta kerusakan organ vital. Juliana diperkirakan meninggal dalam waktu 20 menit setelah jatuh, menepis dugaan bahwa ia sempat bertahan hidup lebih lama di dasar jurang.

Pemeriksaan terhadap kemungkinan hipotermia tidak bisa dilakukan maksimal karena kondisi jenazah telah disimpan dalam freezer. Namun, pola luka yang ditemukan cukup kuat untuk menyimpulkan bahwa hipotermia bukan penyebab utama kematian.

Sebelumnya, Juliana terjatuh ke jurang sedalam sekitar 600 meter di kawasan Gunung Rinjani, Sabtu (21/6/2025). Jenazahnya baru ditemukan Selasa (24/6/2025), dan berhasil dievakuasi sehari setelahnya oleh Tim SAR gabungan, meski medan ekstrem dan cuaca buruk menyulitkan proses.

“Gunung Rinjani sangat curam, dan cuaca berubah cepat. Ini menghambat evakuasi,” kata Yarman, Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani.

Ali Musthofa (20), pemandu lokal yang menemani Juliana, membantah tuduhan bahwa dirinya meninggalkan korban. Ia mengaku hanya berjalan lebih dulu, dan Juliana sempat ia suruh beristirahat. Ketika korban tak menyusul, ia kembali mencarinya namun tidak menemukan jejak.

“Saya baru sadar ketika melihat cahaya senter dan mendengar suara minta tolong dari dasar jurang,” ujar Musthofa, dikutip dari media Brasil Oglobo, Minggu (27/6/2025).

Setelah itu, ia langsung melapor ke perusahaan untuk meminta bantuan SAR. Saat ini, Musthofa tengah dalam pemeriksaan pihak Polres Lombok Timur untuk memastikan kronologi dan tanggung jawab atas insiden tersebut.

tokopedia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *